PEMBENTUKAN KERANGKA KARBON DAN TRANSFORMASI GUGUS FUNGSI


PEMBENTUKAN KERANGKA KARBON DAN TRANSFORMASI GUGUS FUNGSI

A.   Pembentukan Kerangka Karbon

Struktur kerangka senyawa organic dikatakan sebagai rangkaian atom yang tersambung bersama yang membentuk struktur esensial senyawa. Kerangka itu bisa terdiri dari rantai, cabang, dan / atau cincin atom yang terikat. Atom kerangka selain karbon atau hidrogen heteroatom atomnya.

Untuk mengadakan sintesis, pemikiran utama ialah bagaimana cara membangun karbon incaran kerangka yang diawali dengan molekul yang lebih kecil atau sederhana (atau, sebagai sarana untuk merekonstruksi kerangka yang ada). Konstruksi kerangka dari molekul yang lebih kecil hampir sering mengikutkan pembentukan ikatan karbon-karbon.

Baiklah sekarang kita hanya membahas beberapa reaksi yang mana ikatan karbon-karbon terbentuk dan ini diringkas dalam Tabel 1



Reaksi penting lainnya yang bisa dipakai guna memperluas kerangka karbon akan dibahas di bab-bab berikutnya.

Tabel 1 Beberapa Reaksi Pembentuk Ikatan Karbon-Karbon dengan Referensi Bagian

untuk mengadakan sintesis kerangka karbon tertentu mewajibkan kita bekerja mundur memecah molekul secara mental menjadi bagian-bagian kecil yang bisa "menyatu kembali" dengan reaksi pembentukan ikatan yang diketahui. Kumpulan itu potongan yang awal secara bergantian dipecah sehinga menjadi bagian-bagian kecil, dan prosedur fragmentasi mental dilakukan lagi hingga bagian-bagiannya sesuai dengan kerangka karbon dari senyawa yang ada. Hampir selalu akan ada beberapa kemunduran yang berbeda jalan, dan masing-masing diperiksa potensinya guna memposisikan kelompok fungsional yang diinginkan di tempat yang benar. Di semua kasus yang dijumpai penting untuk memakai reaksi yang akan mendapatkan senyawa murni tidak harus memisahkan zat dengan fisik yang sama properti.

Contoh

Permasalahan sintesis yang khas ialah merancang sediaan cis-2-okten, mengingat batasan bahwa bahan awal memiliki kurang dari delapan karbon, dan kita menggunakan reaksi pembentukan ikatan yang telah kita diskusikan sampai sekarang.

Pertama, kita dapat melihat bahwa kerangka karbon dari produk yang diinginkan dapat dibagi menjadi kombinasi fragmen berikut:












Selanjutnya, kita harus memutuskan reaksi atau reaksi apa yang akan berguna untuk menyatukan pecahan-pecahan ini untuk membentuk kembali rantai. Jika kita melihat daftar reaksi yang tersedia pada Tabel 13-4 untuk pembentukan ikatan, kita dapat menyingkirkan 1, 2, 4, 8, dan 9: 1 dan 4 karena reaksinya tidak cocok untuk membuat rantai tidak bercabang; 8 dan 9 karena mereka membuat cincin, bukan rantai; dan 2karena tidak bekerja dengan baik tanpa adanya kelompok penggerak. Reaksi 3 dapat digunakan untuk menggabungkan dan unit menjadi berikan, seperti dengan penambahan radikal ke 1-hepten:

 6 dan 7 juga dapat digunakan untuk membuat, 6 dengan menghubungkan ke dan 7 dengan menggabungkan dua unit C4

Reaksi 5 dapat berguna untuk semua kemungkinan cara pembagian. Beberapa kemungkinan kombinasi adalah:

Ini tidak menghabiskan kemungkinan karena, seperti yang ditunjukkan 5b dan 5e, Reaksi 5 dapat digunakan untuk membuat senyawa yang sama dari set bahan awal yang berbeda.

Sekarang kita harus mempertimbangkan bagaimana mengubah bahan yang mungkin kita buat menjadi cis-2-okten. Kemungkinannya adalah:

Dari jumlah tersebut, d adalah pilihan yang jelas untuk pertimbangan pertama karena memiliki fungsionalitasnya, ikatan rangkap tiga tunggal, antara yang sama dua karbon yang ingin kita gabungkan dengan ikatan rangkap cis dalam produk. Sekarang, kita harus bertanya apakah ada reaksi yang akan terjadi dikonversi ke cis-.

Dua kemungkinan telah disebutkan sebelumnya - hidrogenasi ikatan rangkap tiga dengan Katalis Lindlar (Bagian 11-2B) dan hidroborasi diikuti dengan pengolahan dengan asam propanoat

Salah satu dari dua reaksi ini memberikan cara yang sederhana dan lugas untuk mengubah 2-oksi menjadi cis-2-okten, jadi jawaban yang memuaskan untuk masalah aslinya adalah

Siapapun dapat melihat bahwa bahkan dengan hanya tersedia tujuh reaksi pembentuk ikatan dan dua cara pengubahan,

sejumlah besar penyaringan logis diperlukan untuk menghilangkan kemungkinan yang tidak sesuai.

 

B.   Transformasi Gugus Fungsi

Dalam sintesis organikinterkonversi gugus fungsi adalah salah satu jenis transformasi dasar. Gugus fungsi adalah gugus dari satu atau lebih atom dengan sifat kimia yang berbeda tidak peduli apa yang mengikatnya. Untuk yang pertama kita akan membahas:

1. Alkil klorida

 

Alkil klorida dapat di transformasi dengan awalnya yaitu ROH. Yang mana dapat menggunakan reagent SOCl2 + ZnCl2 , PCl3 or PCl5 , [Ph3P+Cl2 > Ph3P+-Cl]Cl-   ,  Ph3P+CCl4> Ph3P+-CCl4l3]Cl-

 

Seperti  contoh ROH di reaksinya menggunakan reagent SOCl3 dan katalis ZnCl2 menghasilkan R-Cl. Ini merupakan reaksi maju. Kalau kebalikan nya adalah reaksi mundur

 

2. Alkil bromida

Alkil bromida dapat juga di transformasi awalnya menggunakan ROH dengan reagent yang mirip seperti alkil bromida. Namun selain ROH , kita bisa menggunakan RCOOH dengan reagent HgO + Br2. Dan juga alkil bromida bisa juga berawal dari alkena. Alkena ke alkil bromida menggunakan reaksi adisi. Apabila alkil bromida menggunakan HBr. Jika mengikuti markovnikov menggunakan bebas radikal (bebas teroksida). Dan apabila anti markovnikov , maka dari itu bisa menggunakan BH3.THF.

 

Transformasi senyawa halogen

Apabila kita lihat gambar.

Ditengah ini ada suatu senyawa alkil klorida. Kita dapat lakukan substitusi dengan reagen amina ( RNH2)  akan menghasilkan suatu amina. Jenis amina pun beragam yang dihasilkan  , bisa amina primer , sekunder dan tersier tergantung dari reagent yang digunakan. Untuk mendapatkan amina primer bisa menggunakan NH3 , untuk amina sekunder  bisa memggunakan amina primer   dan  amina tersier bisa menggunakan amina sekunder. Kemudian alkil halida bisa diubah menjadi senyawa eter , bisa juga menjadi tio eter dan bisa juga menjadi organologam . Ini contoh organologam litium. Jadi kalau kita reaksikan  litium akan menghasilkan organoligam litium. Kemudian juga bisa diubah menjadi organogridnad yaitu dengan menggunakan logam Mg dan pelarut eter. Alkil halida bisa juga diubah menjadi bentuk alkana atau hidrokarbon bergantung pada yang direaksikan biasanya nukleofilik karbon. Penyiapan nukleofilik karbon biasanya berasal dari organologam salah satunya grignad. Dan bisa juga diubah menjadi suatu senyawa nitril dengan menggunakan nukleofilik , sianida.

3. Allylic dan propargylic bromida

Allilik itu menggunakan carbon tiga dan mengandung ikatan rangkap 2  dan propagilik mengandung ikatan rangkap 3. Ada reagent khusus untuk menyiapkan senyawa allilik bromida atau propagilik bromida bisa menggunakan bahan baku nya adalah alkena atau allilik alkohol  atau suatu propagil alkohol dan ada reagent khusus untuk mengubah suatu alkena , alilik alkohol , propagil alkohol  yaitu dengan menggunakan reagen NBs , NaBr

 4. Alkil iodida

Alkil iodida bisa di transformasi , awalnya dengan menggunakan  ROH  , RBr ,  ROTs.  Apabila mengunakan bahan baku alkohol  dapat interkonversi menjadi alkil iodida dengan reagen [(PhO)3P + CH3I ] >>>> [(PhO)3P+ - CH3]-e. Apabila RBr menggunakan natrium iodida didalan aseton dalam keadaan  panas.  Dan ROTs dengan menggunakan natrium iodida.

 5. Nitril

 Bisa siapkan dengan awalnya yaitu alkil halida , amida , oksim , dan keton.  Bila menggunakan alkil halida menggunakan reagen natrium sianida dalam dimetil sulfoksida menggunakan reaksi substitusi (menggantikan halida dengan CN). Jika menggunakan bahan bakunya amida , dapat dilakukan  dengan reaksi sejenis subtitusi untk menggantikan posisi karbonil dengan vilsmeier reagent. Bisa mengubah amida menjadi nitril. 

6. alcohol primer dan sekunder

Alkohol dapat disiapkan dengan bahan dasar suatu senyawa karboksilat melalui reaksi reduksi. Ada beberapa reduktor yang bisa digunakan LiAlH4 , H3O+ or BH3.  Bisa juga dengan bahan baku ester  dengan reaksi reduksi. Bisa juga dengan bahan baku aldehid ,  keton tetap reaksi dengan reduksi.

Transformasi gugus hidroksil

Disini ada   suatu senyawa  alkohol yang bisa diinterkonversi menjadi alkil halida dengan cara reaksi substitusi dengan menggunakan suatu molekul HX  ,  bisa jugaa melalui eliminasi menjadi suatu senyawa alkena , bisa juga menjadi senyawa eter dengan sesama senyawa alkohol atau dengan  alkil halida  lewat reaksi eter williemson sehingga dia akan membutuhkan suatu logam untuk membuat alkoksi dari suatu alkohol kemudian di reaksikan dengan  suatu alkil halida maka  akan mendapatkan senyawa eter , bisa juga kita interkonversi menjadi suatu senya ester  dengan menggu akan karboksilat atau derivatnya. 




Contoh diatas , apabila hidroksi terikat dari suatu senyawa aromatik atau kita kenal dengan fenol. Kalau kita lihat , reaksi biasanya  hanya akan terjadi  secara terbatas atau dengan kata lain terjadi pada posisi aromatiknya atau reaksi terjadi pada gugus OHnya. Apabila pada aromatik maka biasanya reaksi substitusi elektrofilik. Sementara apabila  reaksi itu fokus pada  reaksi gugus fungsi OH kita interkonversi dengan menggunakan (RO)2SO2 atau RX menghasilkan eter aromatik . Atau bisa dengan menggunakan CH2N2 sehingga menjadi suatu senyawa eter  dan bisa juga  menggunakan derivat karboksilat contohnya anhidrida atau suatu klorida asam atau dengan menggunakan amina tersier makaa akan menghasilkan senyawa ester lainnya yang mana elektrofiliknya dari senyawa fenolik. 

6. Amina primer , sekunder , tersier



Pada amina primer , bisa disiapan dengan bahan baku amida  , lewat reduksi kita dapaat menjadikan amina. Dengan nitril pun juga bisa dengan melaluo reduksi. Dengan aldehid melalui proses reaksi reduksi animation. Untuk amina sekunder bisa berawal dari  amida sekunder dengan menggunakan suatu reduktor. Dan menggunakan aldehid dengan reaksi reduksi animation. Untuk amina tersier bisa mengggunakan amida tersier atau juga bahan baku aldehid

Beberapa Reaksi Transformasi Gugus Fungsi Pada Vanilin

Anilin merupakan senyawa yang memiliki beberapa gugus fungsi yang reaktif, yang dapat ditransformasi menjadi gugus   fungsi lainnya menghasilkan beberapa senyawa turunannya yang bermanfaat. Vanilin  memiliki   rumus   molekul C8H8O3, dan dengan strukturnya sebagai berikut:

Dan jika dilihat dari struktur kimianya, vanilin merupakan senyawa fenol tersubsitusi gugus metoksi   pada   posisi   orto   dan   gugus   aldehida   pada   posisi   para.   Sehingga   vanillin dikelompokkan sebagai senyawa antioksidan.

1. Reduksi vanilin menjadi vanilil alkohol.

Untuk mereduksi vanilin menjadi vanilin alkohol diperlukan NaBH4 dan NaOH. NaOH di sini   berfungsi   sebagai  nukleofil   untuk   menyerang   H   dari   gugus   hidroksi   pada  vanilin. Kemudian,   NaBH4 ini   berfungsi   sebagai   reagen   yang   menghasilkan   ion H yang   akan meyerang C karbonil  pada gugus aldehid vanilin. Kemudain  penambahan HCl berguna sebagai sumber atom   H   untuk membuat gugus  alkohol   dan kemudian akan terbentuk endapan produk. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah:

 

2. Oksidasi vanilin menjadi  asam vanilat

Dalam   mengoksidasi   vanilin   menjadi   asam   vanilat,   vanilin   direaksikan   dengan endapan padatan Ag2O bebas larutan. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah: Pada   percobaan   ini   Ag2O harus   dibuat   terlebih   dahulu.   Setelah   terbentuk,   maka direaksikan dengan vanilin dalam suasana basa. NaOH di sini berfungsi sebagai nukleofil untuk menyerang H dari gugus hidroksi pada vanilin, dan terbentuk garam. Lalu, akan terbentuk asam vanilat dan endapan Ag yang berbentuk cermin perak. Padatan asam vanilat terbentuk karena adanya penambahan HCl yang berfungsi untuk menetralkan campuran dari yang awalnya dalam keadaan basa. Penambahan asam bertujuan memprotonasi gugus karboksilat pada asam vanilat. Reagenyang bertindak sebagai pengoksidasi tidak hanya Ag2O, NaOH berlebih dan oksigen dariudara juga berperan dalam oksidasi vanilin. Reaksi Cannizaro terjadi pada reaksi inimenghasilkan asam vanilat dan vanilil alkohol (Pearl, 1946).

3. Brominasi vanilin menjadi 5-bromovanilin

Brominasi vanilin dilakukan dengan mereaksikan vanilin dengan metanol terlebih dahulu.Fungsi pemberian metanol adalah deprotonasi gugus OH pada vanilin sehingga vanilin larutdalam air dan terjadi pula resonansi pada cincin benzena. Penambahan air brom kemudian menempatkan brom pada posisi orto dari gugus OH dan meta dari gugus aldehid.Penambahan natrium tiosulfat berfungsi untuk bereaksi dengan brom yang tersisa menghasilkan natrium sulfat dan natrium bromida yang larut dalam air dan terpisah pada penyaringan padatan. Vanilin direaksikan dengan air brom dengan metanol yang berfungsi sebagai pelarut. Menurut mekanisme reaksi, ikatan   pada cincin benzena akan menyerang brom melalui adisi nukleofilik. Karena gugus hidroksi (OH) merupakan gugus pengarah orto, para. Tapi, posisi para dari OH telah terisi oleh gugus aldehid pada vanilin. Oleh sebab itu Br akan teradisi pada posisi orto.

4. Esterifikasi vanilin menjadi vanilil asetat

Esterifikasi vanilin diawali dengan pencampuran vanilin dengan natrium hidroksida.Penambahan natrium hidroksida bertujuan untuk deprotonasi gugus OH pada vanilinsehingga dapat larut. Atom O yang bermuatan negatif pada vanilin menyerang atom C anhidrida asam asetat sebagai reagen esterifikasi, reaksi ini merupakan penyerangan nukleofil. Selanjutnya terjadi dekarboksilasi sehingga terbentuk vanilil asetat dan asam asetat.Percobaan ini menggunakan katalis basa dalam reaksi esterifikasi sehingga produk yang terbentuk hanya ester. Apabila digunakan katalis asam produk yang dihasilkan tidak hanya ester, melainkan berasal dari gugus fungsi lain yang dapat bereaksi dengan anhidrida.

 

 

Referensi

https://www.coursehero.com/file/p2ct2nk/Penambahan-asam-bertujuan-memprotonasi-gugus-karboksilat-pada-asam-vanilat/

 

Permasalahan

1. Pada proses transformasi gugus fungsi seperti proses transformasi gugus fungsi pada senyawa benzokaina, sangat penting untuk memperhatikan tipe reagen dan kondisi reaksi yang dibutuhkab agar diperoleh senyawa yang diharapkan. Lalu, tipe reagen dan kondisi reaksi manakah yang memungkinkan kita untuk memperoleh bahan yang sedikit, desain spesifik dan hasil yang sebanyak banyaknya?

2. Pada tahap sintesis dimungkinkan melaksanakan tahap tahap reaksi dalam urutan yang berbeda, yakni penggantian urutan dalam dari dua langkah terakhir. Contohnya pada transformasi gugus fungsi senyawa benzokaina yang mana pada tahap terakhirnya, dilakukan reduksi terlebih dahulu baru kemudian esterifikasi ataupun sebaliknya. bagaimana hal itu bisa terjadi? Jelaskan mekanismenya.

3. Produk adisi aldol dapat didehidrasi dengan dua mekanisme dan akan menghasilkan ikatan-ikatan karbon yang baru, yakni mekanisme enolat yang menggunakan basa kuat dan mekanisme enol yang menggunakan katalis asam. Lantas apa yg akan terjadi jika mekanisme enolat dengan basa kuat kita gantikan dengan basa lemah? Apakah ttp terjadi reaksi dehidrasi

4. Reaksi alkilasi enolat  sangat berguna untuk tujuan sintesis karena memungkinkan pembentukan ikatan karbon-karbon baru, pembentukan Enolat dapat dibentuk dengan menggunakan basa kuat ("kondisi keras"). Apa yang terjadi Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida ?

5. Pada transformasi senyawa halogen bahwa alkil halida bisa diubah atau di inter konversi menjadi suatu senyawa eter menjadi senyawa tioeter atau bahkan akan diubah menjadi bisa diubah menjadi suatu organologam, dan Alkil halida pun dapat dirubah bentuk menjadi suatu alkana atau hidrokarbon lainnya.bagai mana caranya hal ini bisa terjadi?

6. Vanilin merupakan senyawa yang memiliki beberapa gugus fungsi yang reaktif, yang dapat   ditransformasi   menjadi   gugus   fungsi   lainnya   menghasilkan   beberapa   senyawa turunannya   yang   bermanfaat. Terdapat Beberapa Reaksi Transformasi Gugus Fungsi Pada Vanilin salah satunya yaitu brominasi vanilin menjadi 5-bromovanilin. Pada proses mekanisme brominasi vanilin menjadi 5-bromovanilin Br akan teradisi pada posisi orto.mengapa bisa terjadi demikian?

7. Bagaimana pereaksi grignard dapat membentuk ikatan C-C?

Berikut merupakan link video diskusi permasalahan: 

https://youtu.be/cY_5mqqHbDc

 

 

           

 


Komentar